Lumpur Sidoarjo dan Orang Terkaya

Sebuah fakta yang mengejutkan adalah Aburizal Bakrie terdata sebagai orang terkaya, sementara persoalan lumpur panas di Sidoarjo yang disebabkan oleh bocornya pipa PT Lapindo Brantas, notabene pemiliknya adalah Aburizal bakakrie, tak jua kunjung selesai.

Menurut perjanjian Aburizal bakrie harus mengganti 50% kerugian masyarakat, dan 50% lainnya dari kas negara, karena dianggap sebagai bencana alam. Agak aneh, menurut saya, karena persoalan ini sudah jelas adalah sebuah kesalahan yang dilakukan oleh PT lapindo sendiri, kenapa harus dikategorikan sebagai Bancana alam. Harusnya total kerugian ditanggung oleh PT Lapindo itu sendiri. toh Pemiliknya juga orang terkaya dengan kekayaan USD 5,4 milyar, pasti masih sangat berlebih untuk mengganti kerugian warga. Bahkan media pun seolah menyetujui hal ini, karena di awal tragedi ini mereka masih menyebutnya sebagai ‘lumpur lapindo’ tapi semakin ke sini mereka menyebutnya ‘lumpur sidoarjo’.

Tapi jika memang sudah ditetapkan seperti itu, yang jadi masalah adalah waktu, Kapan biaya ganti rugi itu akan turun?. Karena semakin hari, keadaan pengungsian di sana semakin memburuk ; bentuk ganti rugi, yang diganti adalah harta mereka yang hilang dengan sejumlah uang, lalu dimana mereka akan tinggal? karena sampai saat ini penyelesaian luapan lumpur itu juga tak kunjung terlihat.